PEKANBARU, FOKUSRIAU.COM-Sejumlah bakal calon gubernur mulai melakukan manuver demi memperoleh dukungan partai politik, untuk maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Riau, 27 November nanti.
Manuver para calon memunculkan berbagai spekulasi dan asumsi di masyarakat, termasuk pengamat politik. Suhu politik di Riau makin hari kian terasa panas. Bak permainan sepak bola, gocekan dan strategi calon terus berkembang.
Sejauh ini, belum satupun calon yang memperoleh dukungan partai untuk bisa maju di Pilgubri. Meski demikian, klaim dukungan terus dihembuskan para calon dan timnya sembari bergerilya di tingkat pusat mencari celah untuk mendapatkan tandatangan SK dukungan dari ketum partai.
Di sisi lain, kanal maupun platform media sosial dan media mainstreem terus dibanjiri premis dan konten para calon gubernur.
Sebagai informasi, beberapa calon kuat yang siap bertarung merebut kursi Gubernur Riau adalah mantan gubernur Syamsuar dan Edy Natar Nasution, kemudian Anggota DPR RI Muhammad Nasir dan Abdul Wahid serta Pj Gubernur Riau SF Hariyanto.
Incumbent Syamsuar pada Pileg lalu berhasil menang dan menjadi anggota DPR RI periode 2024-2029. Meskipun demikian, Ketua DPD Partai Golkar Riau itu tengah bersiap mundur sebagai caleg terpilih dengan maju sebagai calon gubernur dari Golkar.
Selain Syamsuar, ada Ketua Dewan Pakar Partai Nasdem Riau, Edy Natar Nasution yang rencananya akan berpasangan dengan Prof. Sofyan Siroj, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Duet tersebut tentu akan didukung Partai Nasdem dan PKS.
Kedua partai ini tentu bisa mengusung pasangan tersebut, karena sudah mencukupi syarat 20 persen atau 13 kursi DPRD Riau. Dari hasil pemilu legislatif 2024, PKS memperoleh 10 kursi dan Nasdem 6 kursi dengan total 16 kursi.
Di Riau, Nasdem dan PKS memiliki basis masa yang cukup besar dan berpeluang untuk memenangkan pasangan calon yang diusung. Semua tak terlepas dari efek Pilpres lalu, dimana pasangan Anis-Muhaimin yang diusung PKB, PKS dan Nasdem berhasil merebut hati masyarakat Riau. Tentu pengaruh pilpres masih akan dirasakan pasangan ini.
Calon lain yang meramaikan bursa Pilgubri adalah anggota DPR RI Muhammad Nasir. Kabar terbaru, Nasir menggandeng mantan Bupati Inhil HM Wardan sebagai calon wakil gubernur. Nasir mengkalim sudah mengantongi dukungan Demokrat dan Gerindra.
Lalu bagaimana potensi para calon untuk bisa memenangkan hati partai politik dan masyarakat Riau untuk mendukung mereka maju dan meraih kursi Gubernur Riau?
Pengamat Sosial dan Politik Riau, Fauzi Kadir berpendapat, secara umum Pilgubri kali ini penting untuk dikritisi. Para balon yang ada sekarang, kata Fauzi tidak memiliki konsep yang jelas untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
“Saya belum bisa bicara banyak soal para calon, karena sejauh ini belum ada satupun calon yang resmi diusung partai untuk maju di Pilgubri. Namun saya coba memberikan pencerahan kepada publik agar berhati-hati dalam memilih pemimpin,” kata Fauzi Kadir kepada wartawan, Sabtu (22/6/2024) di Pekanbaru.
Dikatakan, jangan sampai terjerumus dalam pragmatisme politik yang berpotensi merugikan masyarakat Riau. “Ini tidak bisa kita diamkan. Harus ada upaya menjadikan musuh bersama (comman enemy) mereka yang ingin bermain-main di Pilgubri, termasuk bermain curang menggunakan kekuatan financial,” ujarnya.
Fauzi berharap, para calon yang maju memang memiliki kapasitas kepemimpinan yang baik dan memiliki niat membangun demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Riau. “Janganlah menggunakan cara-cara yang kurang baik dalam mencapai tujuan, termasuk menggunakan pengaruh uang,” tukasnya.
Pilgubri kali ini diyakini akan berbeda dengan pilgubri sebelumnya. Apalagi beredar adanya bakal calon yang ingin mengkooptasi semua partai politik untuk mendukungnya. Semua tentu menggunakan dukungan dana besar yang sudah disiapkan jauh hari.
Bila semua partai bisa dikooptasi, tentu akan ada potensi lawan kotak kosong di Pilgubri kali ini.
“Saya dengar Partai Nasdem sudah menetapkan Edy Natar Nasution sebagai calon dan SK sudah akan diteken ketum. Tapi ada pihak mau berusaha mengganjal dan berusaha merebut Nasdem,” ujar sumber yang tak mau disebutkan namanya. (bsh)