PEKANBARU, FOKUSRIAU.COM-Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau terus meluas. Asap tebal kini menyelimuti sejumlah wilayah. Saat ini, titik api aktif terpantau di Rokan Hulu, Kampar dan Dumai.
Gubernur Abdul Wahid mengakui, situasi cukup serius dan membutuhkan penanganan cepat agar api tidak semakin meluas.
“Kita bergerak cepat memadamkan api. Karena kalau tidak cepat, kebakaran akan terus meluas. Tapi, untuk saat ini masih bisa kita kendalikan,” ujar Wahid usai melepas pasukan pemadaman di lapangan Pertamina Hulu Rokan, Rumbai, Pekanbaru, Kamis (24/7/2025).
Meski api terus menjalar dan upaya pemadaman membutuhkan dukungan besar, Pemprov Riau menolak tawaran bantuan dari luar negeri.
Menurut Wahid, Indonesia masih mampu menangani bencana ini secara mandiri.
“Kemarin ada yang menawarkan bantuan dari luar negeri kepada saya, tapi saya tolak. Karena saya yakin Pemprov Riau dan pemerintah pusat masih bisa menangani karhutla. Niat baik negara tetangga, saya ucapkan terima kasih. Tapi kita masih bisa menangani ini,” kata Wahid.
Sebagai langkah konkret, Pemprov Riau telah mengerahkan tambahan 200 personel dari sejumlah perusahaan untuk membantu pemadaman.
Tim akan bertugas selama sepekan ke depan di lokasi-lokasi terdampak paling parah.
Mereka nanti akan bergabung dengan tim dari Manggala Agni, TNI, Polri dan BPBD yang selama ini sudah duluan berjibaku melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan di berbagai daerah di Riau.
“Semua stakeholder kami mohon kolaborasi nya, sama-sama kita kendalikan kebakaran hutan dan lahan di Riau,” katanya.
Saat ini, Riau memiliki titik panas terbanyak di Sumatera dengan total 207 titik. Kondisi itu berdasarkan pantauan satelit BMKG Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Kamis (24/7/2025).
Forecaster On Duty BMKG Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Gita Dewi S mengatakan, Kabupaten Rokan Hilir menyumbang lebih dari separuh titik panas di Riau, yakni 110 titik. Kemudian Rokan Hulu (63 titik) dan Pelalawan (20 titik).
Tiga wilayah ini menjadi pusat konsentrasi sebaran hotspot yang harus diwaspadai.
“Selain tiga daerah utama tersebut, masih terdapat titik panas di Bengkalis (6 titik), Siak (6 titik), dan Kampar (2 titik),” kata Gita.
Jumlah hotspot di Riau ini jauh melampaui daerah lain di Sumatera.
Sumatera Utara di posisi kedua dengan 188 titik panas, sementara provinsi lain tidak ada yang menyentuh angka 100. Aceh mencatat 68 titik, Jambi 49, dan Sumatera Selatan 46 titik.
Kondisi ini turut memperkuat dugaan meningkatnya risiko karhutla akibat cuaca kering dan suhu udara yang tinggi di sebagian besar wilayah Riau.
Minimnya potensi hujan dalam beberapa hari ke depan juga menambah kerawanan. BMKG mengingatkan agar masyarakat dan pelaku usaha tidak melakukan pembakaran terbuka di lahan pertanian maupun perkebunan.
Kondisi udara yang sudah mulai kabur dan jumlah hotspot yang melonjak dapat memperparah kualitas udara. (tpc/bsh)