Masuk Hutan Keramat Ini, Semua Wanita Wajib Lepas Semua Pakaian

Hutan khusus perempuan di Papua. (Foto: Capture YouTube Nat Geo Indonesia)

Seorang warga desa lainnya, Ari Rumboyrusi menjelaskan, sudah menjadi tradisi bagi perempuan untuk bercerita bersama sambil mengumpulkan kerang. “Saat air surut, kami semua pergi bersama. Kami mengundang teman-teman kami dan memasuki hutan dengan perahu. Saat kita di hutan, kita bebas, karena tidak ada laki-laki di sekitar,” ujarnya.

“Hanya kami perempuan, jadi kami bebas berbagi cerita dengan para tetua. Kami menceburkan tubuh kami ke laut, meraba-raba lumpur mencari kerang.” kata Ari kepada BBC.

Para wanita kemudian akan menjual kerang yang telah mereka kumpulkan. Tetapi ruang keramat mereka seluas delapan hektare menghadapi lebih banyak gangguan daripada hanya laki-laki, karena sampah yang berasal dari kota-kota terdekat telah menimbulkan tantangan bagi para wanita.

Kepala Kampung Enggros, Origenes Meraudje mengatakan, kondisi pantai hutan perempuan tak lagi seperti dulu. Pantai hutan telah dicemari sampah plastik yang berasal dari kota.

Akibat sampah memenuhi pantai, kerang dan biota laut lainnya tak lagi banyak ditemukan di hutan perempuan. “Kami menemukan lebih banyak plastik daripada kerang saat ini. Kami sangat sedih. Dulu, kami hanya membutuhkan setengah hari untuk mengisi perahu kami [dengan kerang]. Tapi hari ini, kami bekerja sepanjang hari tetapi hampir tidak mengisi setengah perahu,” tukasnya. (*)


Editor: Boy Surya Hamta
Sumber: TribunPekanbaru

Exit mobile version