Ir. Nasrun Effendi, MT Dikukuhkan Sebagai Datuk Ganti Ulayat Buluh Nipis

Ir. Nasrun Effendi, MT dikukuhkan sebagai Datuk Ganti Ulayat Buluh Nipis. (Foto: Istimewa)

KAMPAR, FOKUSRIAU.COM-Usung diangkek, jabatan tatenggek, patah tumbuh hilang baganti. Inilah bagian dari pepatah adat yang kini berlaku di Tanah Ulayat Buluh Nipis, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau.

Sosok yang dinilai berpengalaman dan dihormati, Ir. H. Nasrun Effendi, MT secara resmi dikukuhkan sebagai Datuk Ganti Penghulu Adat Buluh Nipis menggantikan almarhum Drs. H. Syaifuddin Effendi yang wafat Desember 2024 lalu.

Prosesi pengukuhan berlangsung khidmat di Balai Adat Desa Pangkalanbaru, Minggu (15/6/2025) bertepatan dengan 19 Zulhijjah 1446 H dan dipimpin langsung Datuk Maha Raja Besar Suardi, pucuk adat tertinggi ulayat Buluh Nipis.

Dalam sambutannya, Datuk Suardi menegaskan, penunjukan Nasrun Effendi sebagai pemangku adat telah melewati musyawarah anak kemenakan dan pertimbangan matang berdasarkan alur ranji serta adat yang berlaku.

Sebagai Datuk Ganti, Nasrun Effendi akan memimpin anak kemenakan dari empat suku utama: Melayu, Domo, Meliling dan Dayun. Setiap suku dipimpin datuk masing-masing yang merupakan perwakilan asli dari suku tersebut.

Pengukuhan ini juga dihadiri para datuk adat dari desa-desa sekitar, seperti Buluhcino, Teratakbuluh, Lubuk Siam, Tanjung Balam, Buluhnipis dan Kepala Desa Pangkalanbaru, perangkat desa, BPD, LPM, Bhabinkamtibmas, Babinsa, tokoh masyarakat, ulama, pemuda dan kaum perempuan. Sekitar 300 warga turut menyemarakkan acara.

Rangkaian acara dimeriahkan dengan atraksi budaya seperti Gondang Ogung, Tari Persembahan, dan Pencak Silat, yang disambut meriah oleh hadirin.

Bersamaan dengan pengukuhan Datuk Ganti, turut dilantik pula Kepala Kesatuan Dubalang Adat, yaitu Datuk Panglimo (Purn. Pol) H. Jasri, bersama 100 personel anggotanya. Dubalang bertugas membantu menjaga keamanan dan ketertiban adat di wilayah Pangkalanbaru, serta menjadi mitra aktif bagi aparat pemerintah dan kepolisian.

Pesan Bijak Datuk Ganti
Dalam petuah adatnya, Datuk Nasrun Effendi menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan. Ia menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah sipil, militer, dan struktur adat dalam membuat kebijakan.

Bulek air dek pembuluh, bulek kato dek mufakat. Dimano bumi dipijak, di situ langik dijunjuang,” tegasnya.

Ia juga berpesan kepada semua anak kemenakan agar terus menghidupkan dan menerapkan nilai-nilai adat dalam kehidupan sehari-hari.

“Adat itu tidak hanya membentuk tatanan, tapi membangun peradaban. Masyarakat yang beradab akan menjadi pilar penting bagi kemajuan bangsa,” ujarnya.

Acara ditutup dengan makan siang bersama dalam tradisi makan bajambau, mempererat kebersamaan seluruh komponen masyarakat. (rls)

Exit mobile version