PADANG, FOKUSRIAU.COM-Pendiri OpenAI Sam Altman mengungkapkan keprihatinan dan kekhawatirannya terhadap penggunaan chatbot berbasis kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI), seperti ChatGPT.
Terutama di kalangan anak muda. Kata Altman, anak-anak muda sekarang memiliki “emosi ketergantungan berlebih” kepada ChatGPT untuk membuat keputusan dalam hidupnya. Hal itu cukup membuatnya khawatir.
“Orang-orang sangat bergantung dengan ChatGPT,” kata Altman dalam sebuah acara yang digelar The Fed, beberapa waktu lalu.
“Ada anak muda mengatakan bahwa ‘saya sulit membuat keputusan dalam hidup saya tanpa menceritakan segalanya ke ChatGPT. Dia (ChatGPT) bisa memahami saya, dia tahu teman saya. saya akan lakukan apapun yang ia katakan’. Bagi saya, hal itu cukup buruk,” kata Altman, dikutip dari Business Insider, Kamis (31/7/2025).
Altman juga mengatakan, ketergantungan berlebih ke ChatGPT untuk membuat keputusan hidup tengah menjadi fenomena saat ini, terutama di kalangan anak muda.
Bagi anak muda, ChatGPT bukan cuma chatbot AI tapi juga “teman” di kehidupan mereka sehari-hari. Berdasarkan laporan Common Sense Media, 72 persen remaja menggunakan AI sebagai “teman”.
Sementara 52 persen menggunakannya untuk beberapa hal reguler dan lebih jarang. Kemudian, 23 persen remaja (usia 15-17) mengaku percaya (trust) dengan arahan/masukan/nasihat dari AI, sementara 27 persen lainnya mengaku “agak” (somewhat) percaya.
Di sisi lain 50 remaja di rentang usia yang sama mengatakan mereka tidak percaya dengan masukan yang diberikan AI.
Mengetahui fenomena itu, Altman mengatakan bahwa OpenAI kini mencoba memahami perkembagan yang terjadi. Ia kembali mengingatkan agar pengguna, terutama anak muda, lebih bijak dalam meminta saran ke AI, apalagi untuk menentukan pilihan hidup.
“Sekalipun ChatGPT bisa memberikan nasihat sangat baik, walaupun ChatGT memberikan arahan yang lebih baik dibanding terapis manusia mana pun, membuat keputusan secara kolektif untuk hidup yang akan kita jalani berdasarkan apa yang dikatakan AI, terasa buruk dan berbahaya,” jelas Altman.
Sam Altman memang beberapa kali melontarkan kekhawatirannya tentang penggunaan ChatGPT, terutama di kalangan anak muda.
Dalam kesempatan yang berbeda, Altman juga mengimbau generasi muda untuk tidak mengumbar rahasia ke chatbot AI buatannya.
“Jangan beri tahu kami rahasia Anda. Kami tidak menginginkan data itu. Kami tidak ingin melihat informasi pribadi apa pun,” ujar Altman dalam podcast The Logan Bartlett Show.
Ia juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap tren penggunaan chatbot AI sebagai ruang curhat.
“Orang-orang membicarakan hal paling pribadi dalam hidup mereka kepada ChatGPT. Terutama anak muda, yang menggunakannya sebagai terapis atau pelatih hidup, bahkan bertanya soal masalah hubungan,” lanjutnya.
Menurut Altman, jika Anda berbicara dengan seorang terapis, pengacara, atau dokter tentang masalah-masalah tersebut, ada hak istimewa hukum, seperti kerahasiaan dokter-pasien dan kerahasiaan hukum.
Namun, ia menekankan bahwa perlindungan serupa belum ditemukan saat berinteraksi dengan ChatGPT. Altman menambahkan bahwa dalam kondisi tertentu, data yang dimasukkan pengguna bisa diminta dalam proses hukum.
“Jika Anda bicara dengan chatbot soal hal yang sangat sensitif, dan kemudian muncul gugatan atau apapun, bisa saja kami diwajibkan untuk menyerahkannya,” katanya, dirangkum dari PCWorld, Kamis (31/7/2025).
Altman menambahkan, meskipun OpenAI menyediakan fitur “Chat History Off” bagi pengguna berbayar untuk mencegah data dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pelatihan model, belum ada jaminan perlindungan hukum yang sekuat hubungan profesional seperti dokter-pasien atau pengacara-klien.
Beberapa pakar menyatakan bahwa pengguna sering kali menganggap interaksi dengan chatbot bersifat privat, padahal kenyataannya tidak demikian.
“Model seperti ChatGPT bukan pengganti konsultasi yang dilindungi hukum,” kata analis keamanan siber ESET, Jake Moore.
OpenAI telah menyatakan komitmennya untuk meningkatkan keamanan dan privasi pengguna. Namun, dengan meningkatnya penggunaan AI sebagai teman percakapan yang lebih personal, regulasi pun menjadi semakin penting. (kps/bsh)