MEDAN, FOKUSRIAU.COM-Usai kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pro Jurnalismedia Siber (PJS) Sumatera Utara diambil alih akibat persoalan internal, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PJS akhirnya menggelar Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub), Rabu (7/2/2024).
Musdalub berlangsung di hotel Aston Medan dipimpin Ketua Umum PJS, Mahmud Marhaba. Musdalub digelar untuk memilih Ketua DPD PJS definitif periode 2024-2029. Musdalub dihadiri 10 DPC dari 12 DPC yang mengantongi SK resmi.
“Sesuai peraturan organisasi, maka Musdalub yang kita laksanakan hari ini dinyatakan quorum dan sah. Untuk itu, agenda untuk memilih siapa yang menjadi ketua bisa kita laksanakan. Silakan kepada utusan DPC untuk menunjuk calon ketua DPD kedepan. Jika ada dua atau lebih nama yang muncul, maka kita lakukan pemilihan,” ucap Mahmud.
Dalam Musdalub, nama Sofyan Siahaan dan Erwin Sinulingga diusulkan pengurus DPC pemilik hak suara. Tapi, sebelum penyampaian visi dan misi calon ketua, Erwin menyatakan mundur dan tak bersedia menjadi Ketua DPD PJS Sumut.
Di lain pihak, Sofyan menyatakan siap memimpin PJS Sumut dan akan berupaya mengembangkan sayap organisasi ini ke seluruh pelosok daerah di Provinsi Sumatera Utara.
“Karena tinggal satu calon yang ada, maka dengan ini kami tetapkan saudara Sofyan Siahaan sebagai Ketua DPD PJS Sumatera Utara periode 2024-2029,” ucap Mahmud mengetuk palu tanda keputusan itu sah.
Ketua DPD PJS Sumut terpilih, Sofyan Siahaan berharap seluruh pengurus DPD dan DPC bersama-sama berjuang membesarkan PJS.
“Sesuai dengan visi yang diusung PJS, terwujudnya jurnalis yang berintegritas, kompeten dan profesional, maka mari kita sama-sama menjalankan roda organisasi ini dengan baik. Dengan demikian, upaya kita menjadikan PJS sebagai konstituen dewan pers akan terwujudkan,” ungkap Sofyan.
Tertib Administrasi dan Kompeten
Ketum PJS Mahmud Marhaba menyampaikan, Musdalub dilaksakan setelah melewati mekanisme organisasi. PJS memiliki visi terwujudnya jurnalis berintegritas, kompeten dan profesional. Untuk itu, seluruh anggota PJS wajib mengikuti uji kompetensi wartawan (UKW).
“UKW harga mati. Agar tidak dicap sebagai wartawan Bodrex, wartawan abal-abal, dan julukan diskriminasi dikalangan wartawan, maka kita harus meng-upgrade diri dengan mengikuti uji kompetensi wartawan (UKW),” tegasnya. (bsh)