Neraca Perdagangan Indonesia Agustus 2020 Surplus US$2,33 M

Kepala BPS Suharyanto. (Foto: Antara)

Secara total, kinerja ekspor non migas masih menopang sekitar 95,32 persen dari total ekspor Indonesia pada bulan lalu.

Berdasarkan kode HS, peningkatan ekspor terjadi di bijih kerak dan abu logam ke China, Jepang, dan Jerman. Lalu, yang juga meningkat adalah besi dan baja, kendaraan dan bagiannya, timah dan barang timah, serta garam, belerang, batu dan semen.

Sementara komoditas yang turun nilai ekspornya ialah logam mulia, perhiasan, dan permata ke Swiss, Singapura, dan Jepang. Kemudia, yang utrun juga adalah ekspor lemak dan minyak hewani/nabati, bahan bakar mineral, alas kaki, serta besi dan baja.

Berdasarkan negara tujuan ekspor, peningkatan nilai ekspor nonmigas terjadi ke Inggris US$43,7 juta, Vietnam US$40,2 juta, Taiwan US$28 juta, Italia US$17,7 juta, dan Thailand US$17,4 juta. Sementara nilai ekspor turun dari Swiss US$156,7 juta, Malaysia US$75,2 juta, Jepang US$71,4 juta, China US$61,7 juta, dan India US$56,7 juta.

Secara kumulatif, ekspor Januari-Agustus 2020 sebesar US$103,16 miliar. Kinerja ini turun 6,51 persen dari US$110,35 miliar pada Januari-Agutus 2019.

Dari sisi impor, impor migas sebesar US$10,74 juta miliar atau turun 0,88 persen dari bulan sebelumnya. Sementara impor nonmigas senilai US$9,79 miliar atau naik 3,01 persen. Secara tahunan, impor migas turun 41,75 persen dan nonmigas turun 21,91 persen.

Peningkatan impor nonmigas berasal dari barang konsumsi mencapai 7,31 persen menjadi US$1,19 miliar. “Barang yang naik adalah anggur dari China, green powder dari Selandia Baru, raw sugar dari India,” ulasnya.

Kemudian, impor barang baku/penolong baku naik 5 persen menjadi US$7,75 miliar. Peningkatan terjadi di komoditas emas dari Hong Kong, soyaben dari Brasil, besi baja dari Ukraina, dan lainnya.

Sedangkan, impor barang modal turun 8,81 persen menjadi US$1,79 miliar. Peningkatan dari impor utamanya merupakan produk-produk dari Vietnam.

Berdasarkan kode HS, peningkatan impor dari komoditas besi dan baja, logam mulia dan perhiasan, ampas atau sisa industri, serelia, dan plastik. Sedangkan, komoditas yang turun impornya adalah sayuran, mesin dan peralatan mekanis, barang dari besi dan baja, gula dan kembang gula, serta kapal.

Berdasarkan negara asal impor, peningkatan impor terjadi dari China US$138,7 miliar, Hong Kong US$69,6 juta, Ukraina US$66,6 juta, Kanada USS58,2 juta, dan Prancis US$43 juta. Penurunan impor nonmigas terjadi dari Korea Selatan US$131,8 juta, Jepang US$99,4 juta, Singapura US$91,5 juta, Australia US$17,3 juta, dan Polandia US$16,6 juta.

Secara kumulatif, kinerja impor Januari-Agustus 2020 sebesar US$92,11 miliar atau terkoreksi 18,06 persen dari US$112,41 miliar pada Januari-Agustus 2019. Khusus impor nonmigas, turun 15,76 persen. (*)


Editor: Boy Surya Hamta
Sumber: CNNIndonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *