PEKANBARU-Laksamana TNI Yudo Margono disebut-sebut sebagai calon kuat pengganti Panglima TNI. Sosoknya muncul menjelang pergantian pejabat tertinggi di tubuh TNI tersebut. Selain Yudo, calon kuat lainnya adalah Jenderal TNI Andika Perkasa yang kini menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Sementara Laksamana TNI Yudo Margono merupakan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL). Lalu siapa sebenarnya Yudo Margono? Mari ikuti rekam jejaknya:
Yudo Margono merupakan prajurit aktif TNI Angkatan Laut dan kini menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL). Laksamana TNI Yudo Margono, SE, MM lahir di Madiun, Jawa Timur pada 26 November 1965.
Pria berusia 55 tahun ini merupakan alumnus Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan ke-XXXIII/tahun 1988. Sebelumnya, dia menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I.
Yudo menjabat sebagai KSAL ke-27 sejak 20 Mei 2020. Yudo bukan prajurit TNI AL sembarangan. Serangkaian kemampuan dan kecakapan serta loyalitas telah dimiliki.
Pengamat Intelijen, Pertahanan dan Keamanan Ngasiman Djoyonegoro berpendapat, Yudo Margono sosok yang layak untuk menduduki kursi Panglima TNI.
Ngasiman mengulas, rekam jejak atau track record ini dibuktikan Yudo bahkan jauh sebelum dirinya menjadi KSAL. Misalnya ketika menjabat sebagai Panglima Koarmada 1 (Pangkoarmada 1), Yudo memimpin Satgas Laut dalam SAR pencarian bangkai pesawat Lion Air JT 160 yang jatuh di perairan Laut Jawa tahun 2019.
Dengan kesigapan satgas di bawah pimpinannya tak butuh lama untuk menemukan serpihan dan CVR pesawat nahas tersebut. “Kesuksesan saat menjabat Pangkoarmada 1 menghantarkannya sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan 1 (Pangkogabwilhan 1),” urai Ngasiman.
Sebagai Pangkogabwilhan 1 yang merupakan organisasi baru TNI untuk mengantisipasi tantangan keamanan ke depan, wilayah kewenangannya bukan hanya di laut saja, namun juga darat dan udara.
Tentunya, tantangan dan permasalahan yang dihadapi semakin besar. Dengan wawasan dan pengalamannya memimpin, Yudo berada posisi terdepan di kisruh perairan Natuna yang diklaim sebagai wilayah China.
Berulang kali dia memerintahkan kapal-kapal TNI untuk melakukan penegakan hukum di wilayah yang masuk hak berdaulat Indonesia tersebut. “Sebagai Pangkogabwilhan 1, Yudo punya pengalaman membawahi AD, AL dan AU,” tuturnya.
Dijelaskan, saat virus corona merebak di berbagai penjuru dunia dan Indonesia harus memulangkan WNI dari Wuhan, Yudo kembali dipercaya memimpin proses rehabilitasi di hanggar Lanud Raden Sadjad, Natuna.
Tak hanya itu, ABK kapal pesiar yang diobservasi di Kepulauan Seribu juga dikomandoinya. Pemerintah kemudian membangun RSD di Wisma Atlet Kemayoran. Setelah beroperasi, Yudo juga dipercaya memimpin operasional RSD sampai akhirnya diserahkan kepada Pangdam Djaya Mayjend TNI Eko Margiyono.
Begitu juga dengan RSD Pulau Galang, Yudo jugalah yang mengomandoi. Bahkan, saat dirinya menjabat KSAL, perhatian terhadap relawan tenaga medis covid-19 di Wisma Atlet juga terus diberikan. (*)
Editor: Boy Surya Hamta
Sumber: TribunPekanbaru