PEKANBARU, FOKUSRIAU.COM-Harimau sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) kembali muncul di dekat kawasan pemukiman warga Desa Tasik Tebing Serai, Kecamatan Talang Muandau, Kabupaten Bengkalis, Riau. Hal ini membuat warga dicekam ketakutan.
Bahkan, gara-gara sang raja hutan itu anak-anak sekolah terpaksa belajar dari jarak jauh atau online.
Kepala Desa Tasik Tebing Serai, Junaidi Sinaga mengatakan, anak-anak sekolah sudah sepekan lebih belajar daring.
“Sudah sepekan lebih anak SD dan SMP di sini belajar daring, karena kemunculan harimau itu. Padahal baru saja dibolehkan belajar tatap muka, sekarang daring lagi,” kata Junaidi dilansir kompas.com, Jumat (22/4/2022) malam.
Disebutkan, jaringan internet di desanya tak begitu bagus. Namun, kebijakan itu harus diambil untuk melindungi anak-anak dari hewan buas dilindungi itu.
“Kalau jaringan internet dibilang bagus enggak juga. Tapi kan namanya belajar daring pakai biaya beli paket,” tutur Junaidi.
Dikatakan, harimau memang sering muncul di perkebunan kelapa sawit sejak 10 hari terakhir. Kadang harimau muncul di areal 75. Junaidi mengaku pernah melihat langsung. Sementara di areal 69, warga mendengar suara auman harimau.
Jarak kemunculan harimau dari pemukiman penduduk, sekitar dua sampai tiga kilometer. “Setelah itu, dua hari tak ada muncul, sempat amanlah. Tapi, keesokan harinya ada informasi rupanya harimau muncul lagi di desa sebelah, Desa Malibur, sedang berada di emperan rumah warga,” sebut Junaidi.
Kemudian Kamis (21/4/2022) pukul 00.30 WIB, harimau muncul lagi di dekat warga yang sedang memuat buah sawit.
Menurutnya, jarak harimau dari warga yang sedang bekerja sekitar dua meter. Warga langsung kabur.
“Sebelumnya pernah nampak juga harimau sama warga yang sedang mendodos sawit. Jadi, sekarang ini BBKSDA (Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam) Riau bersama TNI dan Polri memasang perangkap di sana,” sebut Junaidi.
Kondisi saat ini, kata dia, warga ketakutan karena kemunculan harimau. Untuk beraktivitas di kebun, warga harus beramai-ramai. “Sekarang tak boleh kerja sendiri-sendiri di kebun,” sebut Junaidi.
Menurutnya, pihak BBKSDA Riau bersama TNI dan Polri sudah melakukan penanganan untuk mengevakuasi harimau itu. “Petugas gabungan ada di sini untuk memberikan rasa aman kepada warga,” beber Junaidi.
Ia berharap, petugas dapat mengevakuasi harimau tersebut karena warga sudah resah. Pihak BBKSDA Riau telah mengerahkan tim untuk mencegah konflik satwa dengan manusia. Petugas akan mengevakuasi harimau, meski lokasi kemunculan harimau itu disebut rumah atau habitatnya harimau sumatera.
“Itu kawasan suaka margasatwa,” tegas Plt Kepala BBKSDA Riau, Fifin Arfiana Jogasara saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (21/4/2022).
Diberitakan sebelumnya, video harimau sumatera mendatangi pondok di dalam kebun sawit yang dihuni beberapa orang petani viral di media sosial, Rabu (13/4/2022).
Informasi yang diterima Kompas.com, peristiwa itu terjadi di Desa Tasik Tebing Serai, Kecamatan Talang Muandau, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.
Dalam video berdurasi 1 menit 54 detik, tampak seekor harimau sumatera berjalan pelan di antara pohon sawit menuju pondok. Sejumlah orang penghuni pondok terdengar menjerit minta tolong. Hewan buas dengan nama latin Panthera Tigris Sumatrae, itu mendekati pondok. Penjaga kebun merekam dari celah dinding papan. Harimau itu terlihat sangat besar.
Terdengar suara seorang pria ketakutan hingga menangis ketika harimau yang disebut ‘Datuk’ oleh warga Riau semakin dekat dengan pondok. “Jangan bunuh kamu, Tuk (Datuk),” jerit pria tersebut.
Terdengar juga suara anjing menggonggong dan ayam ternak berkotek saat harimau datang. Kemunculan harimau di pondok kebun sawit itu dibenarkan Pelaksana tugas (Plt) Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Fifin Arfiana Jogasara.
Fifin mengaku sudah menurunkan tim ke lokasi kejadian. Ia meminta warga untuk sabar menunggu proses evakuasi. Pihaknya juga meminta warga memasukkan ternak ke dalam kandang. Hal itu agar tidak memancing harimau keluar.
Sementara itu, Fifin menyebut bahwa harimau itu sebenarnya muncul di wilayah atau habitatnya, yang merupakan kawasan hutan Giam Siak Kecil. Lokasi kejadian itu habitat satwa, namun ada perkebunan berada di dalam kawasan.
Artinya, kemunculan harimau disebabkan dampak kerusakan pada habitatnya. Sehingga mereka harus keluar hutan mencari mangsa berupa ternak warga. (bsh/kpc)