JAKARTA, FOKUSRIAU.COM-Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkap potensi keekonomian bidang kelautan Indonesia yang nilainya mencapai US$ 1,33 triliun atau setara dengan Rp 19.995 triliun (kurs Rp 15.000/US$).
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, TB Haeru Rahayu mengatakan, nilai itu terdiri dari 11 sektor kelautan Indonesia.
“Kalau ditanya terkait dengan potensi banyak rujukannya. Yang saya pahami ada 11 segmen nilainya US$ 1,33 miliar setiap tahunnya. Di budidaya sendiri sekitar 16 persen angka yang jadikan rujukan. Ini potensi ya. Jadi makanya di perikanan budidaya ini disebut raksasa masih tidur,” ungkap Haeru dalam konferensi pers virtual, Kamis (28/7/2022).
Secara konkret, pria yang akrab disapa TB itu mengatakan jumlah konkret potensi budidaya perikanan di laut Indonesia sebanyak 12 juta hektar (Ha).
“Land basenya 17 juta hektar. Budidaya udang saja pertambakan masih 800 ribu hektar. Jadi potensinya masih banyak sekali,” ujarnya dikutip FokusRiau.Com dari detikcom.
Sementara potensi dari sektor perikanan tangkap, Dirjen Perikanan Tangkap KKP Muhammad Zaini mengatakan berdasarkan Komnas Diskan (Dinas Perikanan)pada tahun 2022 ini potensi perikanan tangkap di laut sebesar 12,04 juta ton.
“Tetapi itu tidak boleh diambil semua, kalau diambil semua maka nanti terjadi kepunahan. Jadi kita tetapkan berdasarkan kajian 9,99 juta hampir 10 juta ton boleh diambil,” ulasnya.
Berdasarkan data yang diterima detikcom, kekayaan laut Indonesia sebesar US$ 1,33 triliun atau setara Rp 19.995 triliun terdiri dari 11 sektor, yaitu perikanan tangkap yang potensinya US$ 20 miliar, perikanan budidaya US$ 210 miliar, industri pengolahan US$ 100 miliar, industri bioteknologi US$ 180 miliar, energi dan sumber daya mineral termasuk garam dan BMKT US$ 210 miliar.
Selanjutnya, potensi harta karun ini ada di pariwisata bahari US$ 60 miliar, transportasi laut US$ 30 miliar, industri dan jasa maritim US$ 200 miliar, coastal forestry US$ 8 miliar, sumber daya wilayah pulau-pulau kecil US$ 120 miliar, dan sumber daya non konvensional US$ 200 miliar. (dtc/bsh)