JAKARTA, FOKUSRIAU.COM-Mantan menteri koordinator bidang kemaritiman Rizal Ramli mengingatkan inflasi pangan telah menembus 10 persen.
Ekonom senior itu mengatakan, inflasi makanan akan lebih berdampak langsung ke masyarakat dibandingkan inflasi secara umum.
“Jangan lupa inflasi memang hanya 4,5 persen, tapi inflasi makanan paling penting buat rakyat kan sudah 10 persen dan tidak ada tanda-tanda akan membaik. Buat rakyat yang penting bukan general inflasi, tetapi inflasi makanan,” ujar Rizal dalam wawancara dengan CNN Indonesia TV, Selasa (16/8/2022).
Dikatakan, pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen di kuartal II 2022 belum berdampak langsung bagi rakyat. Hal itu disebutnya terlihat dari daya beli masyarakat yang masih rendah.
“Kebangkitan yang ada itu hanya secara makroekonomi. Di kacamata saya, belum ada kemajuan yang berarti. Indikatornya sederhana, daya beli masih rontok,” ujar Rizal.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi tembus 4,94 persen pada Juli 2022. Kepala BPS Margo Yuwono menyebutkan inflasi ini bahkan lebih tinggi dari Juni 2022 sebesar 4,35 persen (yoy).
“Secara yoy inflasi di Juli 2022 ini sebesar 4,94 persen merupakan inflasi tertinggi sejak Oktober 2015, di mana pada saat itu inflasi 6,25 persen secara yoy,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Senin (1/8/2022).
Jika dirinci, inflasi inti tercatat 2,86 persen (yoy), harga diatur pemerintah 6,51 persen, dan pangan bergejolak 11,47 persen.
Dari 90 kota yang dipantau BPS semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi di Kendari sebesar 2,27 persen dan inflasi terendah ada di Pematang Siantar sebesar 0,04 persen. (bsh)