JAKARTA, FOKUSRIAU.COM-Pasar mobil harga terjangkau ramah lingkungan (Low Cost Green Car/LCGC) diprediksi tidak akan goyah, meski insentif pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) telah berakhir per 1 Oktober 2022.
Insentif berupa diskon PPnBM telah diberikan sejak tahun lalu kemudian diperpanjang hingga tahun ini.
Perpanjangan Relaksasi PPnBM DTP mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 5 /PMK.010/2022 tentang Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas Penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor Tertentu yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2022.
Untuk LCGC, insentifnya diberikan dalam tiga tahap. Pada kuartal pertama dengan tarif PPnBM sebesar nol persen, diikuti kuartal kedua sebesar 1 persen, kuartal ketiga 2 persen dan kuartal keempat tarif PPnBM yang dikenakan akan dibayar penuh oleh pelanggan sebesar 3 persen.
Dengan berakhirnya insentif, secara otomatis produsen LCGC mulai menyesuaikan harga dengan kenaikan hingga Rp3 juta.
“Menurut pandangan kami, Pasar LCGC tetap tinggi,” kata Business Innovation and Sales & Marketing Director Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy melalui pesan singkat.
Dikatakan, pasar LCGC tetap tinggi, mengingat peluang atas pembeli mobil pertama di Indonesia masih sangat besar.
“Karena first time buyer masih sangat banyak dimana masyarakat yang ingin memiliki mobil dari sebelumnya mengendarai kendaraan roda dua ataupun kendaraan umum. Terutama di luar pulau Jawa, pasar LCGC masih sangat tinggi,” kata Billy.
Selain Honda melalui Brio Satya, mobil LCGC juga ada dari merek laim yaitu Daihatsu Ayla dan Sigra serta Toyota Agya dan Calya.
Direktur Marketing Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi berharap pasar LCGC tidak akan goyang. Ia mengaku akan terus memantau perkembangan pasar pada segmen itu.
“Mudah-mudahan demand masih bisa bertahan, kami masih harus monitor di Oktober ini,” kata Anton dilansir FokusRiau.Com dari CNNIndonesia.com. (bsh)