PEKANBARU, FOKUSRIAU.COM-Ketua Umum Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR), DR Chaidir menegaskan, pemilihan Gubernur Riau (Pilgubri) bukan hanya sekedar memilih gubernur.
Namun memilih seorang pemimpin. “Pemimpin dalam budaya melayu adalah sosok yang amanah, bertanggung jawab dan cerdas,” ujar Chaidir didampingi Ketua Umum Persebatian Pemuka Masyarakat Riau (PPMR), Nusron Effendi ST, MT kepada wartawan, Selasa (30/7/2024) usai memenuhi undangan klarifikasi Subdit V Ditreskrimsus Polda Riau.
Dikatakan, nilai budaya melayu merupakan harga mati yang harus dimiliki pemimpin. Nilai budaya melayu dalam memilih pemimpin tidak melihat suku dan asal usul, menurut Chaidir, yang dilihat adalah kemuliaan akhlak.
Chaidir juga mempertanyakan, dimana letak SARA yang dipersoalkan.
“Kita hanya mengingatkan masyarakat tentang bagaimana memilih pemimpin yang baik. Kita juga berharap pemimpin Riau kedepan adalah orang melayu. Kalau bukan, namun dia memiliki akhlak yang baik, tentu kita akan menerima dan mendukung. Jadi dimana SARA nya,” tanya Chaidir.
Ditanya apakah FKPMR akan merubah sikap usai klarifikasi Polda Riau, Chaidir menegaskan, semua yang disampaikan merupakan hasil keputusan yang dirumuskan para tokoh dan pemuka adat melayu dalam pertemuan resmi.
“Semua merupakan keputusan bersama para tokoh dan pemuka adat Melayu. Jadi kenapa harus dirobah. Lagi pula tidak ada yang salah dengan hal itu. Tidak ada juga mengandung unsur SARA dan ujaran kebencian seperti yang dituduhkan,” tukasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Persebatian Pemuka Masyarakat Riau (PPMR), Nusron Effendi ST, MT menambahkan, PPMR tidak hanya bernaung dari kalangan melayu saja, namun dari berbagai etnis.
“Kalau sudah begini, dimana letaknya ada unsur SARA dan ujaran kebencian. Semua atnis ada di PPMR. Kita hanya ingin Riau dipimpin sosok yang berakhlak dan bertanggung jawab, untuk kesejahteraan masyarakatnya. Itu saja,” ujar Nusron. (bsh)