1.423 Kejadian Bencana Melanda Indonesia, Ada 5,3 Juta Orang Mengungsi

Pemukiman warga di Jalan Mubaraq, Kecamatan Tenayan Raya terendam banjir, Kamis dinihari. (Foto: Istimewa)

JAKARTA-Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 1.423 kejadian bencana alam terjadi di Indonesia medio 1 Januari sampai 15 Juni 2021. Berdasarkan keterangan BNPB, Selasa (15/6/2021), kejadian bencana alam yang mendominasi adalah banjir disusul puting beliung, tanah longsor dan kebakaran hutan lahan.

Secara rinci, periode itu terjadi bencana alam banjir 592 kejadian, puting beliung 394 kejadian, tanah longsor 288 kejadian, Karhutla 108 kejadian. Kemudian, gelombang pasang dan abrasi 20 kejadian, gempa bumi 19 kejadian dan kekeringan dua kejadian.

Berbagai bencana alam menyebabkan sebanyak 5.306.534 orang terdampak dan mengungsi, sebanyak 493 jiwa meninggal dunia, 68 hilang serta 12.853 jiwa luka-luka. Sementara bencana alam mengakibatkan 135.187 unit rumah rusak yang terdiri atas 14.693 unit rumah rusak berat, 22.483 unit rumah rusak sedang dan 98.011 rumah rusak ringan.

Di sisi lain, sebanyak 2.920 fasilitas umum rusak yang meliputi 1.367 fasilitas pendidikan, 1.207 fasilitas peribadatan dan 346 fasilitas kesehatan. Kemudian, sebanyak 492 kantor dan 282 jembatan mengalami kerusakan.

Deputi Bidang Sistem dan Strategi sekaligus Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi BNPB Raditya Jati meminta masyarakat waspada dan siaga akan berbagai potensi bencana. Terkait bencana hidrometeorologi, BNPB meminta masyarakat untuk memperhatikan prakiraan cuaca yang diinformasikan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

“Potensi bahaya lain yaitu gempa bumi yang dapat terjadi setiap saat. Di samping itu, ancaman bahaya lain yaitu pandemi Covid-19 yang masih terus terjadi penularan di tengah masyarakat,” kata Raditya.

BNPB juga mengingatkan masyarakat melakukan mitigasi dalam menghadapi sejumlah potensi bahaya tersebut. Masyarakat mesti mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko di sekitar. Masyarakat juga dapat memanfaatkan aplikasi, seperti InaRISK, Info BMKG, Magma Indonesia untuk mengetahui potensi bahaya dan risiko.

“Setiap keluarga memiliki tingkat risiko yang berbeda, seperti parameter anggota keluarga, topografi di sekitar rumah, kekuatan bangunan, atau pun tata ruang rumah,” tukasnya. (*)

Editor: Boy Surya Hamta
Sumber: Antara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *