PEKANBARU, FOKUSRIAU.COM-Bulan Ramadan merupakan bulan penuh dengan rahmat dan keberkahan. Pada bulan ini, umat muslim dianjurkan memperbanyak amal ibadah serta memanjatkan doa kepada yang maha kuasa.
Di bulan ini juga, kita akan dipertemukan dengan malam lailatul qadar malam 1.000 bulan.
Dilansir dari inggris.uai.ac.id, malam lailatul qadar adalah malam yang diberikan kemuliaan oleh Allah SWT, dibanding malam-malam lain.
Tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan malam lailatul qadar berlangsung, namun terdapat ciri-ciri bahwa Anda menemui malam lailatul qadar, yakni jatuhnya malam itu cenderung pada malam-malam ganjil daripada malam-malam genap serta suasana lingkungan alam sekitar terasa lebih tenang dan hening.
Malam lailatul qadar sendiri bermula dari kisah Nabi Syam’un, nabi terkuat namun tidak memiliki pengikut. Rasulullah SAW menceritakan kepada para sahabat terkait kehebatan Nabi Syam’un.
Kala itu kaum kafir berencana untuk membunuh Syam’un namun setelah berbagai cara Nabi Syam’un tetap berhasil lolos, hingga sang istri mengkhianatinya dan membocorkan kelemahannya.
Syam’un akhirnya terdesak dan memohon doa kepada Allah, hingga akhirnya pertolongan Allah datang. Setelah peristiwa tersebut, Syam’un berjanji untuk beribadah selama 1.000 bulan tanpa henti.
Banyak para sahabat Rasul yang ingin melaksanakan ibadah tanpa henti seperti Nabi Syam’un.
Kemudian turunlah wahyu bahwa pada bulan Ramadhan ada sebuah malam, yang mana malam itu lebih baik daripada 1.000 bulan. Itulah lailatul qadar yang jika kita “mendapatkannya”, maka malam itu lebih baik daripada seribu bulan.
Mengutip dari NU online, malam lailatul qadar memiliki sejumlah makna bagi umat muslim. Malam lailatul qadar dimaknai malam penetapan perjalanan hidup manusia, sebagaimana tertera dalam Al-Quran surat Ad-Dukhan ayat 3 yang berarti malam lailatul qadar adalah malam penetapan Allah dalam menentukan perjalanan hidup manusia.
Makna lain dari malam lailatul qadar adalah sebagaimana dalam Al-Quran surat Ar – Ra’du ayat 26 Ayat ini berbunyi, “Allah yabsuthu al-rizqa liman yasya’ wa yaqdiru.”
Artinya, Allah melapangkan rezeki bagi yang dikehendaki dan mempersempitnya bagi yang dikehendakinya. (tempo.co/bsh)