PELALAWAN, FOKUSRIAU.COM-Tingginya intensitas hujan beberapa hari terakhir di Kabupaten Pelalawan, Riau berdampak pada menurunnya kasus kebakaran hutan dan lahan.
Setelah karhutla, kini Pelalawan bersiap mengantisipasi munculnya potensi banjir yang ditimbulkan hujan tersebut.
Diketahui, memasuki bulan September, curah hujan di Pelalawan mulai meningkat. Seiring itu, jumlah titik panas dan titik api semakin menurun.
Berdasarkan prakiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Pelalawan diprediksi akan terus diguyur hujan pada sore hingga malam hari.
Potensi hujan juga masih terlihat pada dini hari pada laporan BMKG. Selain itu peringatan dini cuaca juga tidak ada untuk hari ini.
Sedangkan titik panas di Provinsi Riau ada 8 hotspot dan tidak ada yang muncul di Pelalawan.
“Hari ini kita nihil titik panas dan titik api. Teman-teman juga patroli ke lapangan mana tau ada titik api yang terpantau satelit. Hasilnya masih aman sampai sekarang,” urai Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan, Zulfan M.Si, Senin (11/9/2023).
Disebutkan, titik api tidak ada muncul selama satu pekan terakhir, seiring dengan curah hujan yang terus meningkat. Bahkan diperkirakan intensitas hujan akan terus naik mengingat kebiasaan menjelang akhir tahun yang selalu didominasi hujan lebat.
Selain itu, kata Zulfan, curah hujan akan semakin meningkat setelah ada informasi dari Satgas Udara Provinsi Riau yang akan melakukan program Tehnik Modifikasi Cuaca (TMC) di langit Riau. TMC dilakukan selama 12 hari setelah permohonan dari Pemprov disetujui pemerintah pusat.
“Kalau tak ada halangan, mulai besok akan dilakukan TMC di beberapa wilayah Riau selama 12 hari. Untuk mencegah Karhutla,” tambah Zulfan dikutip FokusRiau.Com dari TribunPekanbaru.com.
TMC dengan cara menyemai garam di awan untuk memperpanjang musim hujan, mengantisipasi munculnya titik api yang mengakibatkan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Cara ini cukup ampuh menekan muncul hotspot maupun firespot serta membantu pemadaman Karhutla yang sudah terjadi di daerah rawan terbakar.
Meski hotspot dan firespot hilang, BPBD mewaspadai munculnya banjir dan genangan air di Pelalawan sebagai efek dari curah hujan tinggi pengaruh TMC.
Beberapa wilayah yang rawan banjir dan genangan air terus dipantau, khususnya Kota Pangkalan Kerinci.
Beberapa ruas jalan di ibukota Pelalawan sering tergenang air ketika hujan lebat turun. Termasuk beberapa lokasi perumahan serta pemukiman kerap dikepung banjir setiap musim hujan.
“Sekarang kita lebih mewaspadai banjir dan genangan air seperti kemarin saat hujan lebat, genangan air dan banjir muncul,” tuturnya. (bsh)