PEKANBARU, FOKUSRIAU.COM-Banjir masih melanda wilayah Riau. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mencatat, banjir kali ini membuat ribuan warga terdampak dan ratusan kepala keluarga terpaksa mengungsi.
Sampai 8 Maret 2025, total 32 kejadian banjir melanda 12 kecamatan dan 11 desa/kelurahan di Riau dengan dampak cukup besar bagi masyarakat.
“Dampak kejadian banjir atau hidrometeorologi sampai 8 Maret 2025 mencatat 6.747 KK terdampak dengan 171 KK harus mengungsi. Infrastruktur juga mengalami kerusakan signifikan,” ujar Kepala BPBD Riau, Edi Afrizal, Minggu (9/3/2025).
BPBD Riau juga mendata dampak banjir meliputi 5 fasilitas kesehatan (faskes), 9 fasilitas pendidikan (fasdik), 3 tempat ibadah, 23 fasilitas umum (fasum), jalan sepanjang 23 km, 8.630 hektare kebun rusak dan 615 ekor ternak.
Kota Pekanbaru menjadi wilayah terdampak paling parah dengan 21 kejadian di 6 kecamatan dan 11 kelurahan. Sebanyak 3.925 KK terdampak dan 171 KK terpaksa mengungsi. Infrastruktur pun lumpuh dengan 10,5 km jalan terendam.
“Pekanbaru menjadi daerah dengan dampak terbesar. Ribuan rumah terendam dan akses jalan terganggu. Tim BPBD bersama relawan terus berupaya memberikan bantuan evakuasi,” kata Edi.
Selain Pekanbaru, Kampar juga dilanda 3 kejadian banjir meliputi 1 kecamatan dan 3 desa. Sebanyak 1.319 KK terdampak, 4 faskes, 4 fasdik, 2 fastor dan 11 fasum juga ikut terdampak. Ada juga jalan sepanjang 3 km terendam dan 8.280 hektare kebun rusak dan 615 ekor ternak terdampak.
Sementara di Pelalawan tercatat sudah ada 4 kejadian banjir di 3 kecamatan dengan 4 desa berdampak pada 868 KK, 3 fasdik, 10 fasum dan 1 km jalan terendam.
Di Indragiri Hulu ada 4 kejadian banjir meliputi 2 kecamatan, 4 desa dengan 635 KK terdampak. Infrastruktur yang rusak meliputi 1 faskes, 2 fasdik, 1 fastor, 2 fasum, serta 8,5 km jalan dan 350 hektare kebun yang terendam.
BPBD Riau bersama tim gabungan terus melakukan penanganan darurat, termasuk evakuasi warga, distribusi bantuan dan upaya pemulihan infrastruktur.
“Kami meminta masyarakat segera melapor bila ada peningkatan debit air dan mengikuti arahan tim penyelamat. Keselamatan tetap yang utama,” imbaunya. (tpc/bsh)