ROKAN HILIR, FOKUSRIAU.COM-Dua perguruan tinggi terkemuka di Riau, yakni STTP Pekanbaru, Institut Bisnis dan Teknologi Pelita Indonesia (IBTPI) turun ke Desa Teluk Bano, Kecamatan Bangko Pusako, Kabupaten Rokan Hilir, Riau dalam kegiatan kolaborasi sosial membangun masyarakat (Kosabangsa) 2023.
Sejumlah kegiatan peningkatan usaha masyarakat dilakukan, seperti pengolahan nira menjadi gula aren menggunakan bahan utama sawit, kemudian pembuatan pupuk kompos dari limbah sawit yang ramah lingkungan dan sosialisasi penggunaan aplikasi E-Kren.
Suandi Daulay M.Kom, ketua pelaksana dari STTP Pekanbaru menjelaskan, kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber kompeten dibidangnya dan berlangsung beberapa hari.
“Selain presentasi materi di ruangan, kita juga langsung praktek lapangan bersama masyarakat membuat kompos menggunakan limbah sawit berupa pelepah. Alhamdulilah berhasil setelah dilakukan fermentasi selama dua minggu,” ujarnya.
Kompos ini akan sangat bermanfaat, mengingat harga pupuk di pasaran kini cukup mahal. “Kita berharap, pupuk kompos ini bisa menjadi solusi bagi petani untuk tetap bisa memupuk tanamannya meski kini harga pupuk di pasaran tengah mahal,” kata Suandi kepada media ini, Selasa (21/11/2023) di Teluk Bano.
Pembuatan kompos alami berbahan limbah pelepah sawit. (Foto: Istimewa)
Narasumber yang menjadi tim ahli pengolahan pupuk kompos alami ini, kata Suandi adalah Dr. Herman yang merupakan dosen Universitas Riau.
Selain pembuatan kompos, masyarakat juga diajarkan membuat nira menggunakan bahan dasar sawit menjadi gula aren. Untuk kegiatan ini, menghadirkan narasumber Suriyati, salah seorang penghasil dan pengelola unit usaha nira di Payakumbuh, Sumatera Barat.
Ini merupakan salah satu inovasi yang dilakukan tim bersama masyarakat Desa Teluk Bano untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat. Tentunya, kegiatan ini melibatkan koordinator Badan Usaha Milik Kepenghuluan dan PKK setempat.
Aplikasi e-kren
Tak berhenti sampai di situ, masyarakat juga diajarkan untuk memasarkan produk yang dihasilkan menggunakan marketplace atau e-commerce. Untuk itu, tim juga sudah membuatkan dan mengajarkan penggunaan aplikasi yang diberi nama e-kren tersebut.
Aplikasi rancangan ahli IT di Pekanbaru, Ezi Mufadli tersebut memiliki banyak manfaat dan sebagai sarana pendukung yang cukup luar biasa untuk pengembangan usaha masyarakat setempat.
“Ini merupakan salah satu bentuk inovasi sekaligus mengajarkan masyarakat melek teknologi. Tujuannya, supaya produk yang dihasilkan masyarakat bisa dipasarkan secara luas. Ke depan, hasil olahan masyarakat seperti kompos, pakan ternak dan gula aren bisa dipasarkan secara luas melalui aplikasi https://e-kren.com ini,” papar Ramalia Noratama Putri, tim pendamping dari IBTP Indonesia.
Penjelasan aplikasi e-kren.com rancangn Ezi Mufadli kepada masyarakat. (Foto: Istimewa)
Aplikasi yang mulai diterapkan ini, menurut Ramalia diyakini akan membawa pengaruh besar bagi percepatan transaksi penjualan dan tata kelola dalam distribusi barang kepada pelanggan.
Sementara itu, Ketua Pendamping Dr. Wilda Susanti M.Kom menjelaskan, pendampingan ini merupakan kolaborasi antara perguruan tinggi dengan masyarakat. “Kita berharap program kolaborasi ini bisa menghasilkan kemajuan bagi desa dan menjadi desa mandiri,” ujarnya.
Penghulu Desa Teluk Bano, Misran menyampaikan terima kasih sekaligus mengapresiasi kegiatan tersebut kepada pihak terkait, seperti DRTPM Kemendikbuddikti, LPPM STTP Pekanbaru, IBTPI dan para narasumber yang sudah meluangkan waktu dan pemikiran membimbing masyarakat menjadi lebih maju serta melek teknologi.
“Kini, kami lebih memahami bagaimana cara memanfaatkan limbah sawit menjadi produk yang lebih bermanfaat dan bernilai ekonomis. Apalagi limbah sawit yang sudah menghasilkan kompos ini rencananya akan dikelola menggunakan aplikasi Stimbasa (sistem timbangam bank sampah) dan Simbasa (setem informasi manajemen bank sampah). Tentu ini akan sangat bermanfaat bagi masyarakat,” tukasnya. (bsh)