Dugaan Pencabulan Anak TK di Pekanbaru, Pihak Sekolah Terkesan Menutupi

Ilustrasi. (Foto: RadarBogor)

PEKANBARU, FOKUSRIAU.COM-Dugaan pencabulan anak taman kanak-kanak (TK) di Pekanbaru berlanjut. Orangtua korban terus berupaya mencari penyelesaian terbaik dengan pihak sekolah meskipun tanpa hasil.

Orangtua korban, Df menyebut sudah beberapa kali ke sekolah di bilangan Kecamatan Tuah Madani, Pekanbaru, Riau itu. Bukannya solusi, pihak sekolah malah mengancam Df dan istrinya dengan ancaman pencemaran nama baik terkait masalah tersebut.

Mendengar hal itu, istri Df sempat mengamuk dan histeris di sekolah. Apalagi pagi harinya sebelum pergi ke sekolah, sang anak mengaku bagian vitalnya ditusuk pakai jari.

“Anak saya laki-laki umur 5 tahun 6 bulan, terduga pelakunya juga anak-anak di sekolah itu, teman bermainnya. Istri saya histeris mendengar pengakuan itu,” kata Df, Senin (15/1/2024).

Sejak sang anak berani bicara, terduga pelaku di sekolah sudah tidak masuk sekolah. Hal serupa juga terjadi dengan anaknya, tidak mau pergi ke sekolah. “Pihak sekolah terkesan menyembunyikan informasi pelaku dari kami,” ulas Df.

Df akhirnya tahu, terduga pelaku sudah sekolah di tempat lain di bawah naungan yayasan yang sama. Tindakan sekolah ini dinilai untuk menutup-nutupi dan lebih percaya kepada pernyataan pelaku.

Di sisi lain, Df sudah mengadukan dugaan pencabulan anak TK ini ke Unit Pelayanan Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak Kota Pekanbaru. Anak juga sudah Df dimintai keterangan melalui assessment dan kemudian mediasi dengan keluarga terduga pelaku.

“Tidak ada hasil juga, orangtua terduga pelaku malah menantang kami untuk menempuh jalur hukum,” imbuh Df.

Permintaan Orangtua
Df menyatakan, dari awal tidak ingin persoalan ini sampai ke kepolisian, terlebih terduga pelaku juga masih anak TK. Df hanya ingin ada tindakan agar anaknya diperhatikan, misalnya pengobatan psikis.

Menurut Df, hal ini sangat penting karena sikap anaknya berubah drastis. Anaknya kini suka mengamuk di rumah, melempar barang, histeris dan bahkan mengigit Df.

“Inilah yang kami rasakan sejak kejadian itu, akhirnya kami lapor ke penegak hukum karena sikap sekolah dan orangtua terduga pelaku,” imbuh Df dilansir FokusRiau.Com dari laman liputan6.com. (dtc/bsh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *